Sabtu, 31 Januari 2009

Nasehat kematian Oleh :Asiyah

www.asiyah2008.multiply.com

Demi masa yang berputa didunia, sungguh waktu berjalan sangat cepat.
Tanpa disadari oleh manusia, perputaran waktu demi waktu tidak disadari oleh logika manusia. Di satu sisi yang lain merupakan sunatullah manusia mengejar terus impian, obsesi, cita-cita, untuk menjadikan kehidupan yang baik di dunia. Oleh karena itu sebagai manusia yang berakal cerdas hendaklah berpikir, bahwa dibalik impian yang kita cita-citakan ada bahaya yang mengancam, sungguh suatu musibah apabila datang merampas kesenangan nan manisnya dunia.
Musibah yang merampas itu bernama kematian. Seorang anak manusia terus berlari mengejar impian, dia pun terus berlari menerobos kehidupan, hari demi hari kita lalui, bahkan bulan dan tahun pun menjadi saksi atas obsesi yang digapai manusia. Tapi sadarkah kita, semakin kita terus berlari maka semakin dekatlah kita kepada Sang Pemusnah Kenikmatan. Sungguh kematian merupakan ketetapan yang pasti, dan tidak ada tempat untuk berlindung dan berlari darinya.
Allah berfirman “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah, bagi Nyalah segla penentuan. Dan kepadaNyalah kamu dikembalikan”(Q.S Al Qashash:88)
Oleh Karena itu kematian itu berlaku pada yang hidup, baik itu anak kecil dan orang dewasa, laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyat jelata, sungguh kematian tidak mengetuk pintu permisi, tidak takut hijab, tidak menerima pengganti, tidak mengasihi yang kecil, tidak pula menghormati yang besar.
Betapa banyak seorang raja yang diambil ruhnya pada saat ia berada di atas kursi tahta kerajaannya, lalu raja itu pun berkata, “aduhai alangkah baiknya sekiranya aku seorang pembuat roti yang membuat roti untuk manusia, aduhai alangkah baikya sekiranya aku adalah tukang cuci atau tukang kayu, sehingga pertanggungjawaban ku sedikit atas diri manusia.
Betapa banyak pemuda yang tertipu oleh masa mudanya dan dilalaikan oleh angan-angan kosongnya. Dan dia sibuk dengan hawa nafsunya, sehingga kematian pun datang padanya. Ia pun berkata. “aduhai betapa ruginya aku pada hari-hari yang lalu, alangkah baiknya bila aku dahulu menjaga masa mudaku, mempergunakan kekuatanku untuk beribadah , dapat mendahulukan akalku daripada syahwat dan senda gurauku. Alangkah baiknya kiranya aku dahulu tidak menjadikan setan dan orang-orang jahat sebagai sahabatku”.
Demikianlah pada saat kematian tampaklah kerugian-kerugian, rintihan-rintihan, dan penyesalan-penyesalan dari pelaku tindak keburukan. Oleh karena itu sebagai manusia yang diberikan oleh Allah kekuatan akal yang baik, cukuplah kematian sebagai penasihat pribadi kita.
Oleh karena itu, jangan sampai kita tertipu oleh diri kita sendiri, renungkanlah kematian dan sekaratnya, sulit dan pahitnya suguhan maut. Janji kematian benar adanya. Cukuplah mati sebagai pengembara hati, penyebab cucuran air mata, pemisah jamaah, penghancur berbagai kesenangan, dan pemutus berbagai angan-angan.
Renungkanlah.. tentang hari kematianmu, perpindahan dari tempatmu dari tempat yang luas menuju tempat yang sempit, bekal apa yang kamu siapkan..dan bagaimana jika orang yang engkau sayangi pergi meninggalkanmu.
Allah berfirman “Dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. (Q.S.Qoff:19)
Kematian adalah nasehat yang baik, mudah-mudahan allah selalu menjaga kita dari sifat yang lalai, sehingga apabila masa itu tiba, kita termasuk orang-orang yang dijanjikan.